Pada 1960-an, sebuah misi diluncurkan untuk memasang perangkat penginderaan bertenaga nuklir di puncak tertinggi kedua di India. Untuk memasang perangkat tersebut berarti membawa bahan bakar nuklir dari generator yang terdiri dari tujuh kapsul plutonium. Ketika tim mencapai kamp mereka, kondisi dingin yang parah memaksa pemikiran ulang. Pemimpin memilih anak buahnya antara manusia dan mesin.
Karena tidak dapat membawa generator, tim mengamankannya di dekat kamp dan kembali ke tempat yang aman. Ketika mereka kembali, persediaan plutonium yang mematikan, yang berukuran setengah dari bom Hiroshima, telah hilang. Daerah ini hampir ditutup selama beberapa dekade. Kehidupan jutaan orang India akan terpengaruh dari ancaman radioaktivitas.
Mata-mata di atap dunia
Pada musim gugur tahun 1965, Central Intelligence Agency (CIA) dan Pemerintah India berkumpul untuk mengangkut alat pengintai ke puncak Nanda Devi, gunung tertinggi kedua di India. Itu adalah operasi gabungan besar pertama yang dilakukan oleh CIA dan Biro Intelijen India (IB), yang difasilitasi oleh perkembangan geopolitik yang tegang pada periode tersebut.
Hanya tiga tahun sebelumnya, India menghadapi kekalahan yang memalukan dalam perangnya dengan China, dan pada tahun 1964, China telah melakukan uji coba nuklir pertamanya di provinsi Xinjiang. Perangkat yang dibawa IB dan CIA dalam misi mereka adalah untuk mengawasi lokasi uji coba nuklir China dan akan didukung dengan 7 batang plutonium-239 berbentuk cerutu, cukup untuk menahan radioaktif selama 1000 tahun.
Baik plutonium-239 dan plutonium 241 adalah fisil, yang berarti bahwa keduanya dapat mempertahankan reaksi berantai nuklir, yang mengarah ke aplikasi dalam senjata nuklir dan reaktor nuklir.
Dalam perjalanan mereka ke atas, dengan jarak sekitar 1000 kaki ke puncak, tim pendaki bertemu dengan badai dan misi harus dibatalkan. Namun, mereka meninggalkan perangkat pengintai di sana di sebuah kamp di sepanjang pendakian, pada ketinggian lebih dari 24,000 kaki, dengan harapan mereka akan membawanya kembali ke puncak dalam upaya pendakian berikutnya.
disimpan di kamp di sepanjang pendakian, di mana para pendaki diharapkan menemukannya di awal musim depan. Tapi musim dingin itu peralatan — termasuk rakitan nuklir seberat 17 kilogram — tersapu oleh longsoran salju.
Ketika tim kembali pada musim semi berikutnya, perangkat itu tidak dapat ditemukan. Musim dingin itu peralatan — termasuk perakitan nuklir 17 kilogram dengan 5kg radioaktif Plutonium — tersapu oleh longsoran salju. Longsoran salju telah menguburnya jauh ke dalam salju dan hilang selamanya.
Bagian yang menyeramkan
Rak es dari Nanda Devi adalah salah satu sumber sungai Gangga; pusat populasi yang besar di sekitar sungai ini. Pada tahun 2005, sampel air dari dasar gunung menunjukkan tanda-tanda Plutonium-239 yang meresahkan.
Bahaya plutonium-239
Plutonium-239 memancarkan partikel alfa menjadi uranium-235 yang tidak berbahaya. Sebagai pemancar alfa, plutonium-239 tidak terlalu berbahaya sebagai sumber radiasi eksternal, tetapi jika tertelan atau dihirup sebagai debu, ini sangat berbahaya dan karsinogenik.
Diperkirakan bahwa satu pon (454 gram) plutonium yang dihirup sebagai debu plutonium oksida dapat menyebabkan kanker bagi dua juta orang. Oleh karena itu, satu miligram kemungkinan besar akan menyebabkan kanker pada seseorang. Sebagai logam berat, plutonium juga bersifat racun. Jadi, ada monster berbahaya yang sedang tidur di suatu tempat di dalam salju.
